Tren Musik KPOP mulai Turun ! Ini Alasan dan penyebabnya


Salam SELEBPEDIA.COM Tren Musik KPOP mulai Turun ! Ini Alasan dan penyebabnya || Sejauh ini, banyak indikator yang menunjukkan bahwa popularitas K‑pop memang mengalami penurunan setelah puncak ledakan globalnya:

📉 Penurunan Album Fisik & Statistik Industri

Menurut Circle Chart, penjualan album K‑pop pada 2024 mencapai 92,7 juta kopi—turun sekitar 19,5 % dibandingkan 115,2 juta pada 2023. Ini adalah penurunan pertama sejak 14 tahun terakhir .

Unicode: Penurunan penjualan album secara signifikan serta berkurangnya album yang terjual lebih dari 1 juta kopi menunjukkan penurunan intensitas kompetisi fangirl dan daya beli penggemar .

🏦 Kasus Stok & Ketergantungan Agensi

Saham agensi besar seperti HYBE, SM, YG, dan JYP mengalami tekanan: HYBE turun 29 %, SM 36 %, YG 37 %, dan JYP bahkan 56 % pada 2024 .

Ini erat kaitannya dengan penurunan penjualan album dan kekhawatiran pasar tentang terlalu tergantung pada grup besar seperti BTS & Blackpink .

🌏 Global vs. Domestik

Di Korea, K‑pop dipandang mulai kehilangan eksklusivitasnya. Banyak lagu kini dibuat untuk pasar global, dengan dominasi bahasa Inggris, sehingga mulai kehilangan sentuhan lokal dan relevansi di dalam negeri .

Meski demikian, secara global K‑pop masih punya penggemar besar—tayangan konser, tur dunia, dan penjualan offline masih kuat .

🎙️ Persepsi Penggemar dan Kritik Musik

Diskusi di Reddit memperlihatkan kritik fans: generasi “Y2K” dan ide konsep grup terasa membosankan karena terlalu seragam, terasa seperti trend yang kehabisan inovasi .

Daya tarik viral lewat platform video juga menurun—YouTube views tidak sebesar masa 2020–2021, mencerminkan pola konsumsi berubah .

💼 Krisis Industri Konten K‑Culture

Turunnya pasar webtoon (−6,7 %) dan penurunan produksi karya K‑drama berkaitan erat dengan ekosistem industri hiburan Korea secara keseluruhan .

Ini bisa berdampak domino terhadap K‑pop yang mengandalkan sinergi visual dalam promosi dan cerita.

📌 Kesimpulan & Kondenasi

Iya, popularitas K‑pop secara komersial—terutama dari segi penjualan fisik, harga saham agensi, dan kecenderungan domestik—memang sedang menurun dibanding tahun-tahun sebelumnya.

Namun, tidak berarti industri ini pupus—lebih tepat disebut sedang berkoreksi atau “mature.” Pasar globalnya masih kuat, dan agensi terus mencari cara inovatif (misalnya virtual idol, adaptasi lewat bahasa Inggris) .

Fans dan kritikus menyoroti soal keterulangan konsep dan perlunya eksperimen artistik agar K‑pop tidak terdengar monoton.